Saya sendiri tertawa baca judul
tulisan ini. Seperti deskripsi blog
ini, saya berniat menyebarkan berbagai kebusukan pribadi, dan yang perlu
digaris bawahi bahwa apa pun yang saya tulis adalah upaya untuk
menghibur diri, bukan bermaksud menyakiti. Kalau pun sebagian dari anda
ada yang terhibur membaca tulisan saya, mari kita doakan bersama semoga
hal tersebut menjadi amalan bagi saya, amien...
Mungkin
ada sebagian pembaca yang bertanya, “kalau hanya sekedar curhat kenapa
harus ditulis dalam blog?”. Jawabannya sederhana, “Saya ingin berbagi,
saya yakin semua orang pasti ingin dimengerti. Setiap orang perlu wadah
sebagai tempat aktualisasi diri, oleh karena itu, selain menyebarkan
kebusukan pribadi saya juga ingin mewakili mereka yang gatal tidak
didengar”. Persetan orang mau anggap saya gila, stress, sableng, atau
semacamnya saya tidak peduli. Kalau suka silakan baca, anda tidak suka
silakan pergi, toh pintunya juga belum saya tutup.
Apa itu Onani?
Saya
bukan ahlinya, jadi untuk mendeskripsikan kepada khalayak umum secara
gamblang apa itu onani saya tidak sanggup. Singkat kata, menurut saya
sendiri onani adalah menghibur diri sendiri.
Kapan saya onani?
Onani
biasa saya lakukan ketika saya sedang sendiri. Lagian saya juga malu
kalau onani di depan orang banyak. Fantasi saya tidak berkembang,
statis, bahkan hilang begitu saja kalau ada orang yang lihat. Masalah
ada selain orang yang melihat, cuek aja, yang penting mereka tidak
mengganggu imajinasi saya. “Apa saya tidak takut?”. Kenapa saya harus
takut, kan saya sudah menjadi bagian dari mereka. Bahkan saya lebih
sempurna. Katanya...
Mengenai waktu kapan saya onani adalah ketika
orang lain tidak sanggup menghibur saya. Ketika amarah berkecamuk hebat
dalam diri saya. Ketika “malaikat kecil” tak datang menjenguk saya.
Ketika hati saya tak bisa berfikir logis. Ketika logika saya tak mampu
mendengar nasehat nurani. Lalu saya mendengar ada yang mengeluh...
Bagaimana cara saya onani?
Bebagai
macam cara saya onani. Mulai dari menggunakan berbagai alat sampai
dengan hanya bermodal fantasi. Dari menggunakan kaki, kepala, gambar,
video semua sudah pernah saya lakukan. Tapi yang jelas, saya melakukan
onani dengan menggunakan tangan. Saya gunakan tangan saya untuk menekan
tuts-tuts di keybord. Saya manfaatkan tangan saya untuk menuangkan ide,
gagasan, keluh kesah, dan apapun yang ingin saya sampaikan ke dalam
sebuah tulisan. Dan inilah cara favorit saya dalam ber-onani. Lewat
tulisan saya bisa menuangkan berbagai kegilaan yang saya rasakan. Saya
menulis tanpa kontrol, saya telanjang, menelanjangi berbagai aling-aling
yang menempel pada dinding-dinding imajinasi saya. Sehingga seringkali
saya diprotes, dihujani caci maki, ditusuk berbagai kebusukan akibat ide
yang saya tuang ke dalam tulisan saya.
Apa saya tidak takut dosa?
Tidak,
saya tidak takut. Kenapa saya harus takut berdosa karena onani? Kan
saya hanya menghibur diri. Lagi pula berzina saja saya tidak merasa
berdosa. "Apa anda tidak takut menyakiti orang lain?". Apa lagi
menyakiti orang lain. Saya sangat tidak takut. Justru yang saya takutkan
adalah jika ada orang lain yang menyakiti saya. Itu baru saya takut.
Kalau pun ada yang merasa sakit hati membaca tulisan saya, saya anggap
yang bersangkutan terlalu
lebay, menelan mentah-mentah setiap
kata dalam kalimat yang saya sampaikan. Seperti yang sering orang
katakan, “Ketika kita lapar dan didepan kita ada beras. Tidak mungkin
kan langsung kita makan itu beras. Dimasak dulu, baru kita makan”.
Kecuali...
Pesan onani dari saya
Tidak perlu anda pahami setiap jengkal tulisan saya, cukup anda pahami
diri saya. Sepenuhnya..