Senin, 03 Februari 2014

Lekas Pulih, Sinabung!

Aku tidak akan menanyakan kabar melalui surat ini, karena kabar terakhir yang ku dengar, ada 14 wartawan dan relawan yang melakukan tugasnya dengan sangat baik disana. Mereka bukan hanya melakukan, tetapi juga telah mengakhiri tugasnya disana. Aku sedang tidak menyalahkan semburan awan panasmu akan kepergian mereka, karena aku tahu mereka sudah mendapatkan tempat terbaiknya saat ini. Tidak berlebihan rasanya jika "Mengheningkan Cipta" di Upacara senin pagi ini dialamatkan kepada mereka. Karena kehilangan bukan hanya milik keluarga yang ditinggalkan. Kamipun turut merasakan.
Sinabung sayang,
banyak orang yang mempercakapkanmu sekarang. Ada yang prihatin, bahkan tidak sedikit juga yang mencacimu. Jangan semakin marah ya untuk hal itu. Bersyukur mungkin hal yang sulit bagi mereka yang tertimpa ujian berat. Akupun sedang belajar untuk hal itu. Semoga saja kekuatan hati mampu menjadi milik mereka yang harus berpisah dengan rumahnya. sanak saudaranya, dan kesayangannya.

Bung,
aku membaca beberapa surat yang datang dari putra-putri kebanggaanmu untuk pemerintah. Ada satu surat yang cukup menyedot perhatian kami beberapa waktu ini. Kalau tidak salah pengirim suratnya bernama Vita Sinaga Hutagalung. Ah, kamu pasti mengenalnya, kan? Kamu juga pasti bangga karena dia mampu menyuarakan apa yang kalian rasakan disana. Kabar baiknya, surat itu telah diterima dengan tepat oleh yang bersangkutan, yang menerima surat pun katanya telah meminta maaf di media massa, semoga saja bukan pencitraan ya, bung. Pasti kamu juga mengharapkan hal yang sama untuk ini. Apa? Kamu sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi dari janji itu? Kita sama-sama berdoa ya untuk itu. Karena hanya Tuhan yang mampu mengubahkan hati manusia, termasuk hati penerima surat kiriman Vita Sinaga Hutagalung tersebut.

Kebanggan kami, Sinabung..
kami berharap kamu belum apatis kepada manusia. Karena diluar sana masih banyak yang mencintaimu, dan terus berdoa untuk pemulihanmu. Banyak yang gotong royong bahu-membahu mengumpulkan donasi untukmu. Musisi-musisi superkeren pun semalam ikut ambil bagian dalam #SingingToilet, sebuah charity concert untukmu. Sampai disini, sudah alasan belum untuk kembali mempercayakan prikemanusiaan kami? Aku harap kamu dapat mempertimbangkannya. Ini semata-mata bukan usaha nan pamrih, ini adalah bentuk kecintaan kami terhadap kamu. Semoga cinta kami tidak bertepuk sebelah tangan.

Maafkan aku kalau harus segera mengakhiri surat ini. Tetapi doa dan harapan untuk pemulihanmu belum akan berakhir sampai disini. Aku masih menantikan senyum-mu. Senyum-mu yang dulu. Yang memikat para pecinta alam untuk menaklukanmu. Beristirahatlah dari bangun panjangmu. Istirahat selama mungkin yang kamu bisa. Dan kalaupun suatu hari nanti kamu harus terbangun kembali, satu pinta kami, janganlah bangun dengan amarah maha dahsyat.
Dari-ku,
yang (masih) mendoakanmu.
 

Keindahanmu.


Dalam sepi aku mengingatmu. Bahkan dalam ramaipun aku teringat padamu. Ntah itu kedua matamu, senyumanmu ataupun bibirmu. Seluruhnya kau sudah menancap kuat pada ingatanku. Keindahanmu, tak sanggup aku habiskan dalam waktu sekejap. Namun apa dayaku? Melihatmu saja aku tak mampu berkata-kata. Mungkin karna itu, sampai sekarang aku tak mampu untuk menepis bayangmu dari benakku. Sejauh itu, keindahanmu bukan hanya terletak pada parasmu saja. Perilaku dan tutur katamu, pun tulisan-tulisan yang kau buat. Indah, sungguh begitu indah. Jikalau aku bisa, aku akan menggambarkan keindahanmu di dinding ini. Hanya saja kau terlalu indah untuk aku gambarkan. Bahkan seorang pelukis hebatpun, aku tak yakin dia bisa melukiskan bagaimana keindahanmu. Sadarkah kau akan itu? Keindahanmu telah mengindahkan hidupku.
Tidak.. Jangan berpikir aku hanya mencintai keindahanmu saja. Ketahuilah, aku telah mencintaimu lama sebelum aku mengenal keindahanmu. Untuk itu, jika kau adalah bingkisan terindah dari Tuhan. Maka keindahanmu adalah bonus besar yang Ia berikan. Kebesaran Tuhan telah aku saksikan langsung dan telah aku rasakan langsung. Dia menciptakan makhluk seindah dirimu hanya untukku. Bagaimana aku tidak bersyukur akan itu? Terlepas dari itu aku tidak memungkiri bahwa di dunia ini tidak ada satupun yang sempurna kecuali Sang Pencipta Yang Maha Esa. Aku memiliki kekurangan, kau pun juga begitu. Untuk itu aku tahu, bahwa Tuhan menciptakanmu beserta keindahan-keindahanmu untuk melengkapi kekuranganku. Begitupun sebaliknya. Kelebihanku akan menjadi pelengkapmu. Itulah mengapa, Tuhan menciptakan sesuatu secara berpasang-pasangan. Aku percaya itu.
Seindah-indahnya kamu adalah sekurang-kurangnya aku. Terimakasih telah mau melengkapiku dengan segala keindahanmu :)


by bellayusnny