Jumat, 29 Juli 2022

Menikah atau tidak menikah itu pilihan


 Gen hanya memiliki SATU TUJUAN, yaitu untuk bertahan hidup (survival). Cara gen bertahan hidup adalah dengan me-replika dirinya dengan berhubungan seks lalu memiliki keturunan (anak).


Lalu ia (gen) menipu manusia dengan memicu berbagai macam hormon agar sang manusia dipenuhi RASA CINTA, namun cinta tersebut adalah cinta palsu buatan sang gen yang memiliki tujuan untuk me-replika dirinya.


Lalu manusia yang jatuh cinta tersebut menikah dan memiliki anak. Setelah gen berhasil dengan tujuan nya memiliki anak (survival), maka hormon jatuh cinta buatan gen tersebut akhirnya habis.


Kini CINTA hanya untuk anak semata. Cari uang untuk anak, berkorban untuk anak, SEMUA demi anak, bukan lagi untuk pasangan.


Pasangan suami-istri ini lalu merasakan kering nya hubungan namun keduanya kerap menipu diri bahwa semuanya baik-baik saja. Keduanya kini hanya menjadi MESIN untuk hanya melakukan rutinitas menjalankan fungsi keluarga (membesarkan anak) tanpa lagi merasakan cinta yang dulu pernah ada.


Ekstrim nya, banyak juga yang tadinya sungguh-sungguh cinta, kini jadi sungguh-sungguh benci.


Itulah mengapa banyak pasangan (pacaran) yang tadinya CINTA BANGET, bisa jadi BENCI BANGET. Mantan itu SETAN, Mantan itu BAJINGAN.


Itulah juga mengapa pasangan yang bercerai HANYA mempermasalahkan HARTA GONO-GINI dan HAK ASUH ANAK. Mereka tidak mempermasalahkan CINTA.


Pernikahan adalah tipuan gen sebagai “self replicating machine”. Penikahan adalah tentang KETURUNAN dan HARTA.


Jika pernikahan adalah tentang cinta, coba tanyakan kepada wanita apakah mereka mau menikahi pria YANG TIDAK PUNYA UANG dan hanya punya MODAL CINTA? ..tanyakan kepada pria maukah mereka menikahi wanita YANG MANDUL?


SEBAGIAN BESAR akan sulit melakukan itu, KECUALI memang tidak ada pilihan lain DARIPADA ga nikah dan jadi ejekan maupun gunjingan dari keluarga dan masyarakat.


In the end, semua yang terjebak oleh “self replicating machine” sang gen akan berkata “cinta itu bullshit! ..yang penting jalanin aja hubungan nya!”


..dan mereka akan merasakan KEBOSANAN yang luar biasa.


CINTA SEBENARNYA bukanlah tentang ikatan atau batasan. Cinta sebenarnya CUKUP PANJANG untuk dijelaskan saat ini.


Perlahan saya akan memberikan pengertian DARI PERSPEKTIF SAYA tentang apa itu cinta sejati, yang pasti SANGAT KONTROVERSI namun jika kamu cukup open minded, maka kamu akan temukan bahwa semua yang saya bicarakan adalah BENAR adanya.


Saya sadar bahwa ini adalah RESIKO BESAR bagi saya karena SANGAT BERLAWANAN dengan ideologi masyarakat pada umum nya. Namun akan sangat menjadi beban bagi saya yang bertahun-tahun mencari tau apa itu cinta, JIKA TIDAK menumpahkan apa itu MAKNA CINTA SEJATI yang sudah ribuan tahun terkubur karena EGO MANUSIA yang menyimpangsiur kan arti cinta.


Tidak perlu kesal, marah atau benci jika memang tidak setuju dengan apa yang akan saya utarakan. Saya mengerti bahwa tidak semua orang dapat keluar dari KOTAK PROGRAM PIKIRAN yang begitu KUAT karena sudah ditanamkan dari sejak lahir.

Cukup baca dan pikirkan untuk diri sendiri, karena hidupmu, tanggung jawabmu.


Jika suka, berbagilah:



Minggu, 24 Juli 2022

Semoga arwahku diterima disisi-Nya

 Di sisa waktuku yang sedikit ini, sebelum semuanya terlambat aku berdoa.

Tuhan, terimalah amal baikku.

Ampunilah segala dosa dan kesalahanku.

Dosa-dosa selama singgah di dermaga-Mu.

Sekarang, aku tidak punya banyak waktu.

Aku ingin berdoa.


Mumpung masih punya waktu untuk meminta kepada-Mu, maka aku berdoa.

Karena nanti, ketika ajal telah tiba dan aku menghadap kehadirat-Mu, semuanya sudah terlambat, aku tidak lagi bisa berdoa.

Tuhan, meski aku belum menemukan-Mu.

Aku tetap berdoa, berharap Engkau menunjuk jalan terang-Mu.

Berharap, Engkau menyelamatkanku.

Maaf Tuhan, aku merengek.

Seperti anak kecil yang haus asi sang Ibu.


Tuhan, aku belum menemukan-Mu.

Tunjukkan satu dari sekian jalan yang ditunjuk hamba-Mu Tuhan.

Sepertinya mereka mengibuliku.

Bercerita ini itu di depanku.

Seolah hanya jalan dia lah tempat aku menemukan-Mu.

Tapi aku tak percaya Tuhan.

Tuhan, tunjukkan satu untukku.


Semoga Engkau tidak bosan Tuhan, mendengar celoteh basi hambamu ini.

Dan ketika aku belum menemukan-Mu.

Aku masih saja meminta.

Semoga arwahku diterima di sisi-Mu

Rabu, 15 Januari 2020

Sesal

Senja menuju akhir tahun
Kau menyapa dengan senyum di wajahku
Sekilas teringat perjumapan kita yang pertama

Aku mencari makna dan rahasia dari senyummu
Tetapi pikirku rahasia adalah sesuatu ilmu pengetahuan yang masih abstrak
Sesuatu yang masih penuh dengan pertanyaan
Lalu aku pun bertanya

Tetapi dikau,
Tanpa aksara, telah memapahku menuju jawaban yang kau buat
Dengan langkah kakimu yang menjauh.

Sesuatu yang pernah aku kenal,

Malam menuju fajar .
Aku teringat pada bekas luka yang kutinggal untukmu,
Dan seutas senyum yang kautinggal untukku.
Mungkin waktu telah mengajari kepadamu kerelaan

Dan seketika saja aku ingin kembali,
ke persimpangan tempat aku meninggalkanmu
Tetapi luka telah terberkas pada setiap ingatan.
Sesuatu yang baru aku kenal,
sesal.

Kamis, 20 Juni 2019

Cinta Terhalang Cinta



 Apakah kau ingat? Saat kita duduk berdua menghabiskan sore hingga malam bersama di salah satu kafe yang terletak  di  tengah kota pematangsiantar.  Senja jingga berubah menjadi gelap malam, tapi tidak gulita. Sinar bulan dan bintang bersinar terang malam itu. Lampu-lampu kafe juga menyala indah memberikan suasana ketenangan di antara kita berdua.
Tentang kenangan hari itu, aku masih ingat. Kenangan itu masih lekat teringat dalam ingatanku. Bahkan terkadang aku merasa kenangan itu baru kemarin terjadi. Terlalu mengada-ada, bukan?
Saat itu, kau memesan coklat panas pada pelayan kafe. Ketidak tahuanmu tentang kopi membuatmu enggan memesan deretan menu minuman yang mengandung biji kopi asli. Kau memilih menu yang tak asing di lidahmu. Dan coklat panas menjadi pilihanmu hari itu. Sedangkan aku, yang sedikit banyaknya baru tau tentang kopi, memesan segelas kopi tanpa gula, untuk membuat tubuhku rileks dari lelahnya  hari itu.
Aku benar-benar senang. Aku senang bisa menghabiskan waktu berdua bersamamu. Di mana kita berdua saling bicara, saling cerita, saling bercanda dan tertawa bersama-sama. Apa yang kita bicarakan malam itu begitu banyak macamnya. Mulai dari percakapan sederhana hingga percakapan yang berat tentang masa depan kita berdua.
Bukan, bukan masa depan sebagaimana dua insan berbeda jenis menjalin hubungan. Tapi lebih pada bagaimana kita berdua berkolaborasi dengan latar belakang yang kita miliki untuk menciptakan sesuatu yang nantinya akan membantu banyak orang.
Saat kita berbincang dengan topik ini pertama kali, responmu benar-benar baik dan sangat antusias dengan ide yang aku bicarakan padamu. Tapi malam itu adalah malam keraguanmu dengan ide yang akan kita realisasikan bersama. Kau ragu karena kekasihmu itu tak memberi restu untuk kita bersama-sama merealisasikannya. Kau mengaku, kekasihmu sepertinya cemburu.
Hubungan kita benar-benar rumit, bukan?
Ya, aku tak begitu senang sebetulnya. Kau tau kenapa? karena aku memiliki rasa padamu. Memang, usiamu lebih tua daripada aku, tapi hanya karena usia yang berbeda bukan berarti menghambat cinta yang tumbuh tanpa dipinta, bukan? Aku jatuh cinta padamu bukan karena aku pengidap odipus complex. Aku jatuh cinta padamu karena aku merasa nyaman denganmu. Rasa nyaman itu bukan nyaman seperti seorang anak pada ibunya, tapi, rasa nyaman sebagaimana seorang laki-laki membutuhkan penyemangat agar dirinya terus hidup. Kenyamanan yang menimbulkan semangat dan alasan untuk terus bertarung dengan dunia hingga nantinya masa berlaku jasad kita telah habis tiba.
Sore jingga berubah menjadi gelap malam. Orang-orang disekitar mulai berganti. Tempat itu tetap ramai dan penuh, tidak sepi.
Aku tak memperdulikan siapa yang menatap kita dari kejauhan. Yang aku perdulikan malam itu, dirimu. Ini adalah kesempatan yang langka, yang bisa saja di lain waktu aku takkan mungkin mendapatkannya lagi. Dan aku takkan sia-siakan kesempatan ini. Aku selalu menginginkan kita berbincang berdua di sebuah kafe.
Kau tau, kafe yang kita kunjungi hari itu adalah kafe langgananku. Tempat aku mencari ketenangan dan kebahagiaan seorang diri. Tempat aku menghilangkan rasa lelah dari aktifitas yang meletihkan jasad dan hati. Aku sering menghabiskan malam seorang diri di sana. Dan kau, adalah wanita pertama yang aku ajak berbincang menghabiskan malam berdua di sana.
Kau senang? menjadi wanita pertama yang aku ajak kencan di kafe itu?
Aku rasa tidak. Karena aku sadar diri, aku bukan siapa-siapa bagimu. Aku hanya sebatas adik kecil lugu yang tak tau apa-apa tentang dunia. Bukan kah kau menganggapku begitu?
Malam itu, aku merasa senang luar biasa.
Aku memandangmu dengan penuh cinta, sedangkan dirimu memandangku biasa saja. Hatiku dan pikiranku telah dipenuhi olehmu, dan kamu tidak pernah atau mungkin belum menyadari hal itu.
Tapi, malam itu kau sempat berkata, terkait kolaborasi yang akan kita realisasikan bersama, “Jangan bawa perasaan saat kita berkolaborasi nanti”.  Itu kau ucapkan saat ragumu hilang. Kau akan bertarung opini dengan kekasihmu untuk memenangkan dan melancarkan kolaborasi kita. Malam itu, aku hanya mengangguk. Kau tau, anggukan itu tidak mengandung arti apa-apa. Anggukan itu bukan berarti iya, anggukan itu hanya sekedar gerakan kepalaku yang membutuhkan gerak agar tak kaku.
Aku sudah punya rasa padamu.

Rabu, 17 Oktober 2018

Cerita Dibalik PILEG 2019


Pemilu tinggal menunggu waktu,tetapi mereka sudah bermunculan. Mereka menempel di atas spanduk di simpang-simpang jalan, di belakang kaca angkot; di banyak media dan tempat lainnya tersebar pamplet yang bergambar setiap calon . Hingar bingar pesta demokrasi tak syak lagi akan berdegung kencang.

Dengan jangka waktu kampanye yang terhitung singkat , rakyat kesulitan mengenal mereka satu per satu. Apalagi kalau mereka adalah orang yang baru muncul, yang sebelumnya tak pernah dekat dengan rakyat, dengan cara apa memperkenalkan diri secara utuh dan penuh? Paling minimum rakyat hanya mengenal nama, visi dan misi, default plan untuk lima tahun ke depan; tanpa tahu bagaimana kesehariannya, apakah ia termasuk orang jujur atau pembohong, apakah ia rajin beribadah atau penuh maksiat, apakah ia sungguh-sungguh ingin menjadi pemimpin untuk mereka atau  ambisi pribadi semata.

Maka, masa kampanye itu dijadikan momentum promosi diri (self-promotion). Berlomba-lomba membangun citra seindah dan semenarik mungkin, untuk menggaet simpati rakyat. Calon yang tak biasa pakai kopiah dan baju koko, tiba-tiba mengenakannya dengan tingkah yang begitu religius. Calon yang biasa tak bicara, secara mendadak menghapal teks pidato yang sudah disiapkan tim, mengucapkannya dengan penuh percaya diri. Kalau bisa, hapalkan satu atau dua hadis Nabi, karena sebagian rakyat ada yang suka dengan calon yang religius. Dan seterusnya.

Begitulah calon-calon memperkenalkan diri mendekati Pemilu. Ibarat barang, mereka harus dibungkus sebaik mungkin supaya terlihat pantas dan cocok menjadi pemimpin. Mereka diiklankan di berbagai media massa, melalu pamplet-pamplet, spanduk, mirip produk pasta gigi atau simcard yang dipajang di tepi jalan raya. Bahkan ada yang spanduknya berdekatan dengan gambar produk minuman. Tapi tentu saja, mereka bukan "barang dagangan".

Kalau saya ibaratkan, rakyat memilih calon yang tak dikenalnya seperti ketika mereka percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Apa yang mendorong mereka untuk tetap percaya kepada Nabi padahal belum pernah bertemu? Jawabannya adalah "iman". Menurut Kiekeegard misalnya, iman adalah dimensi yang tak perlu diakal-akali, cukup percaya saja. Walaupun analogi ini tidak sepenuhnya cocok, karena ratusan buku tentang biografi Nabi bisa diakses baik dari dalam atau luar negri. Sehingga tanpa bertatap wajah pun, kita bisa mengenalnya dengan baik melalui catatan sejarah.

Nah, sekarang, apa yang menggerakkan hati rakyat untuk tetap menaruh pilihan pada calon tertentu meskipun tidak mengenalnya dengan baik? Jawabannya agak sedikit berbeda. Pertama, seperti jawaban sebelumnya: barangkali rakyat percaya atau mengimani calon yang dipilih berdasarkan sedikit informasi yang didapat. Ini semacam bermain lotré, mengadu nasib mereka pada satu nama asing. Tetapi mereka sudah melakukan tugasnya sebagai polis (warga negara) yang demokratis. Tinggal calon yang dipilih, akankah menjadi pengkhianat atas kepercayaan yang diberikan, atau menjadi kesatria yang tidak lupa daratan. Alangkah kejam dan kejinya kalau yang terjadi adalah pengkhianatan, rakyat yang nota-bene hidup penuh harapan dihancurkan oleh satu-dua orang yang dipercaya sanggup mengubah mereka. Maka wajar saja kalau sekali waktu ada semacam "aksi massa" yang berkumpul di jalan raya, mereka punya hak untuk menagih janji dan kepercayaan yang diberi.

Kedua, tidak lain dan tidak bukan adalah karena alasan pragmatis alias politik uang. Mereka terpaksa memilih calon tertentu karena sudah mengantongi dua tiga lembar uang, atau satu kantong makanan pokok. Mereka diikat oleh materi yang diberikan, meskipun mungkin tidak ada kesepakatan politik, tapi sebagai manusia tentu ada balas-budi. Meskipun rakyat bisa berkhianat, dengan memilih yang lain meskipun mereka telah menerima banyak materi. Dalam Leviathan Hobbes, kondisi semacam ini termasuk dari kontrak sosial (Social Contract) dimana setiap orang yang terikat kontrak bersama harus patuh pada kesepakatan, baik secara vulgar atau diam-diam.

Kalau yang terjadi seperti itu, kita sedang menjaring angin. Sekuat apa pun kita ingin menangkap satu gelombang angin, selalu ada celah untuk keluar dari genggaman. Kita kesulitan untuk menentukan, menetapkan dan memilih dengan basis nalar yang baik. Sebab segala sesuatu sudah dalam rekayasa yang tak bisa dibendung, ditahan atau ditolak. Tidak mungkin ada tindakan preventif —dimana itu malah menghancurkan demokrasi.


Rabu, 12 Juli 2017

Cinta beda Agama

Hasil gambar untuk cinta beda agama



Saat cinta merasuk ke jiwa, itu jelas ANUGRAH. Anugrah dari siapa? Anugrah dari YANG KUASA.
Lalu bagaimana jika ada yang saling cinta namun BEDA AGAMA? ..itu TETAP anugrah dari YANG KUASA.
Jika TUHAN mempertemukan, mengapa agama memisahkan? ..lebih spesifiknya, jika TUHAN mempertemukan, mengapa MANUSIA (dengan menggunakan agama) TEGA, RELA dan BANGGA untuk memisahkan?
Maafkan pandangan saya, namun jika saling cinta, JALANKAN walaupun BEDA AGAMA.
Kenapa?
..karena CINTA adalah ANUGRAH. CINTA tidak mengenal PERBEDAAN, karena sifatnya MENYATUKAN, bukan MEMISAHKAN. Yang sifatnya memisahkan adalah KEBENCIAN, PEPERANGAN dan EGO untuk mempertahankan KEYAKINAN.
Seseorang bisa saja ber-argumen bahwa: CINTA yang timbul kepada orang yang beda agama sebenarnya adalah UJIAN dari TUHAN untuk melihat apakah seseorang tersebut lebih memilih NAFSU atau ketaatan akan agamanya.
Namun jika seseorang tersebut TELITI, maka ia akan temukan bahwa CINTA bukanlah NAFSU. Jika memang TUHAN menguji, IA pasti menguji NAFSU, bukan CINTA.
CINTA: “PERASAAN yang kuat untuk MEMBERI, MENGASIHI dan MENYAYANGI”.
NAFSU: “KEINGINAN yang kuat untuk MENGUASAI, MENGAMBIL dan MEMUASKAN DIRI”.
NAFSU MAKAN berbeda dengan CINTA MAKAN. Seseorang yang NAFSU untuk makan memiliki tujuan untuk MEMUASKAN DIRI, sedangkan seseorang yang CINTA makan memiliki tujuan untuk merasakan INDAH nya makan.
Bagaimana mungkin CINTA yang penuh keindahan, kelembutan dan kasih sayang dapat disebut NAFSU?
CINTA adalah ANUGRAH dari YANG KUASA, bukan ujian.
Lalu seseorang juga bisa ber-argumen bahwa: CINTA yang timbul kepada orang yang beda agama sebenarnya adalah ujian dari TUHAN untuk melihat apakah seseorang tersebut lebih memilih TUHAN nya, atau manusia?
Jika teliti, seseorang tersebut akan menemui bahwa TUHAN terlalu besar untuk CEMBURU kepada seorang manusia. IA tidak layak untuk mencemburui seorang manusia. Hanya orang yang AROGAN yang berani berkata bahwa TUHAN cemburu kepada seorang manusia.
Lalu seseorang juga bisa ber-argumen bahwa: Saat seseorang CINTA kepada orang yang beda agama, maka orang tersebut akan MASUK NERAKA.
Jika teliti, seseorang tersebut akan sadar bahwa: hanya TUHAN yang ber-hak menentukan seseorang masuk surga atau neraka. Manusia TIDAK LAYAK untuk menentukan siapa yang masuk surga atau neraka. Jika memang TUHAN tidak mengizinkan dua orang yang berbeda agama untuk saling cinta, IA tentu tidak akan memberikan rasa itu sejak awal.
..dan jika KAMU adalah orang yang bingung akan apa yang harus kamu lakukan saat menghadapi cinta beda agama, maka JALANI SAJA, jangan takut, jangan BANYAK BERFIKIR. NIKMATI rasa itu, NIKMATI anugrah itu.
Lalu bagaimana dengan jenjang pernikahan nanti? ..bukankah sulit untuk menikah jika beda agama? ..bukankah nanti konflik dengan masing-masing keluarga? ..kalau punya anak nanti dia kasihan bingung milih agama!
TENANG, JANGAN TAKUT!
Jika memang CINTA, kalian akan TEMUKAN JALAN. Jika memang JODOH, semua masalah BISA DISELESAIKAN.
Mungkin TUHAN mempertemukan kalian yang berbeda agar kalian bisa belajar untuk saling menghargai.
Mungkin TUHAN mempertemukan kalian yang berbeda agar kalian bisa jadi inspirasi.
Mungkin TUHAN mempertemukan kalian yang berbeda hanya untuk sementara agar kalian bisa belajar dari pengalaman.
Apapun itu, CINTA adalah ANUGRAH.
HARGAI, JALANI, NIKMATI.
-RF- (http://ronaldtalks.com)

Senin, 19 Juni 2017

Diam, Kecewa

Photo by Roman Drits / http://barnimages.com/

Teruntuk mereka yang suka menyembunyikan perasaannya dari seseorang yang dicintainya. Tenanglah dan persiapkan hatimu untuk merasakan luka yang akan kau rasakan.
Cinta dalam diam itu sangat beresiko. Satu sisi, itu memang baik untuk di jalani. Bisa lihat dari contoh kisah Sayyidina Ali dan Fatimah putri Rasulullah. Meski belum jelas kebenaran cerita itu. Tapi, cerita itu benar-benar bagus untuk dibaca mereka yang tidak bisa mengungkapkan rasa.
Mereka hanya bermain dalam doa yang perlahan Allah menaruh cinta diantara keduanya. Sehingga pria yang ingin melamar Fatimah, dengan gampang ia tolak begitu saja. Padahal, lelaki yang melamarnya bukan lelaki biasa-biasa saja. Lantas, mengapa Fatimah mau dan memilih Sayyidina Ali yang hidup dalam kesederhanaan.
Begitulah cara Allah bekerja.
Aku tidak berkata bahwa itu tidak mungkin terjadi dalam kehidupan modern saat ini. Itu bisa saja dan sangat mungkin untuk terjadi. Tapi, apakah mungkin akan terjadi pada mereka yang hatinya masih mencintai dunia, masih sangat mencintai ciptaanNya daripada sang Pencipta. Aku rasa, itulah yang membuat kejadian seperti itu mustahil terjadi.
Jadi menurutku, jika keimanan belum berada pada level lebih mengutamakan Allah dari apapun, kejadian-kejadian dua hati bersatu dengan cinta dalam diam, tidak mungkin terjadi. Yang ada, kau hanya akan merasakan kecewa yang teramat sangat. Sebab, dia yng kau cinta ternyata telah dilamar dan dipersunting oleh lelaki yang lebih siap dan segera mengungkapkan keinginannya untuk menduduki kursi pelaminan. Membangun bahtera rumah tangga bersama dengan masalah-masalah yang akan menghampiri di kemudian hari.
Jangan terlalu berfokus pada cerita yang sangat indah dan kau ingin rasanya kisah itu terjadi dalam kehidupanmu. Jelas sulit jika kau tidak sekuat, setegar dan memiliki keimanan yang kuat seperti karakter dalam cerita.
Entah apa yang aku tulis malam ini.
Aku sendiri sebetulnya tidak tau.
Aku hanya ingin bercerita, mempostingnya ke blog dan hati tenang karena itu. Gatel banget pengen nulis tapi bingung mau nulis apa.
Jadi, inilah jadinya.
by : http://dayatpiliang.id