Aku
tidak akan menanyakan kabar melalui surat ini, karena kabar terakhir
yang ku dengar, ada 14 wartawan dan relawan yang melakukan tugasnya
dengan sangat baik disana. Mereka bukan hanya melakukan, tetapi juga
telah mengakhiri tugasnya disana. Aku sedang tidak menyalahkan semburan
awan panasmu akan kepergian mereka, karena aku tahu mereka sudah
mendapatkan tempat terbaiknya saat ini. Tidak berlebihan rasanya jika
"Mengheningkan Cipta" di Upacara senin pagi ini dialamatkan kepada
mereka. Karena kehilangan bukan hanya milik keluarga yang ditinggalkan.
Kamipun turut merasakan.
Sinabung sayang,
banyak
orang yang mempercakapkanmu sekarang. Ada yang prihatin, bahkan tidak
sedikit juga yang mencacimu. Jangan semakin marah ya untuk hal itu.
Bersyukur mungkin hal yang sulit bagi mereka yang tertimpa ujian berat.
Akupun sedang belajar untuk hal itu. Semoga saja kekuatan hati mampu
menjadi milik mereka yang harus berpisah dengan rumahnya. sanak
saudaranya, dan kesayangannya.
Bung,
aku
membaca beberapa surat yang datang dari putra-putri kebanggaanmu untuk
pemerintah. Ada satu surat yang cukup menyedot perhatian kami beberapa
waktu ini. Kalau tidak salah pengirim suratnya bernama Vita Sinaga
Hutagalung. Ah, kamu pasti mengenalnya, kan? Kamu juga pasti bangga
karena dia mampu menyuarakan apa yang kalian rasakan disana. Kabar
baiknya, surat itu telah diterima dengan tepat oleh yang bersangkutan,
yang menerima surat pun katanya telah meminta maaf di media massa,
semoga saja bukan pencitraan ya, bung. Pasti kamu juga mengharapkan hal
yang sama untuk ini. Apa? Kamu sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi
dari janji itu? Kita sama-sama berdoa ya untuk itu. Karena hanya Tuhan
yang mampu mengubahkan hati manusia, termasuk hati penerima surat
kiriman Vita Sinaga Hutagalung tersebut.
Kebanggan kami, Sinabung..
kami
berharap kamu belum apatis kepada manusia. Karena diluar sana masih
banyak yang mencintaimu, dan terus berdoa untuk pemulihanmu. Banyak yang
gotong royong bahu-membahu mengumpulkan donasi untukmu. Musisi-musisi
superkeren pun semalam ikut ambil bagian dalam #SingingToilet,
sebuah charity concert untukmu. Sampai disini, sudah alasan belum untuk
kembali mempercayakan prikemanusiaan kami? Aku harap kamu dapat
mempertimbangkannya. Ini semata-mata bukan usaha nan pamrih, ini adalah
bentuk kecintaan kami terhadap kamu. Semoga cinta kami tidak bertepuk
sebelah tangan.
Maafkan
aku kalau harus segera mengakhiri surat ini. Tetapi doa dan harapan
untuk pemulihanmu belum akan berakhir sampai disini. Aku masih
menantikan senyum-mu. Senyum-mu yang dulu. Yang memikat para pecinta
alam untuk menaklukanmu. Beristirahatlah dari bangun panjangmu.
Istirahat selama mungkin yang kamu bisa. Dan kalaupun suatu hari nanti
kamu harus terbangun kembali, satu pinta kami, janganlah bangun dengan
amarah maha dahsyat.
Dari-ku,
yang (masih) mendoakanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar