Senin, 05 Juni 2017

Selamat Malam


Selamat malam.
Aku menuliskan ini pada malam hari di sudut kedai kopi di tengah kota siantar yang indah jika malam tiba. Saat aku menuliskan ini, di hadapanku ada tiga pasang manusia yang sedang bercanda dan membahas apa saja yang bisa mereka bahas. Begitu luar biasa.
Mereka sepertinya bahagia.
Entahlah.
Aku berharap, ketiga pasang manusia yang aku lihat, selalu berbahagia dengan hubungannya dan dilancarkan hingga menua bersama atau bertahan saat ajal menjemput.
Aku tidak iri. Doa di atas bukan suatu bentuk hasil dari iri hati melihat pemandangan yang mungkin sangat dibenci mereka yang sedang sendiri. Aku tidak begitu. Aku tidak ingin begitu dan aku tidak akan jadi begitu.
Untuk apa? untuk apa kita iri dengan kehidupan manusia lainnya?
Bukankah kita tidak melihat kehidupan mereka sebelum atau setelah ini? Siapa tau hidup mereka tidak begitu sebahagia mereka yang sendiri. Jadi, berhentilah menggunakan sudut pandang diri sendiri ketika melihat begitu enak hidup yang orang lain jalani.
Setiap manusia punya masalah. Kita semua tau itu dan percaya itu. Tapi kenapa kita selalu membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang yang lebih baik menurut kita?
Ah. Tidak ada habisnya memang membahas topik keluhan tentang kehidupan. Memang begitu sifat manusia yang diselimuti oleh keburukan. Bukan berarti aku tidak masuk ke dalam golongan manusia yang suka mengeluh. Terkadang juga aku masuk ke dalam golongan itu, terkadang juga tidak. Tergantung bagaimana kondisinya saja. 
Terkadang, saat otak dan hati lagi benar. Aku lebih banyak bersyukur daripada mengeluh. Begitu juga sebaliknya.
Di malam hari yang sepi bagi hatiku ini, aku ingin berpesan kepada diriku yang ada di masa depan. Kelak, saat kau sudah menikmati hasil dari rintisan karirmu yang susah kau menuju dan meraihnya. Jangan pernah menjadi sombong. Berjanjilah untuk selalu membantu siapa saja yang dalam kondisi kesulitan. Agar mereka tidak menggerutu tentang kehidupannya. Bantulah mereka tidak hanya sekedar dengan memberi, melainkan dengan ilmu perkembangan diri.
Wahai diriku di masa depan. Jadilah pribadi yang lebih bijak dari diriku di masa lalu.
Aku sangat berharap padamu.
Aku sudah melihat bagaimana kondisi hidupmu ke depannya.
Dan aku berharap, itu memang kondisi hidupmu di masa depan. Dengan kehidupan yang sesuai dengan harapanmu di masa yang sedang aku jalani.
Lagi-lagi, selamat malam.
http://dayatpiliang.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar